Senin, 27 Agustus 2012

"the Adventure -Lombok & Bali" Day 1 (destination Lombok), 28 Juli 2012




“Life is either a daring adventure or nothing. To keep our faces toward change and behave like free spirits in the presence of fate is strength undefeatable.”  
-Helen Keller -


Petualangan, itulah yang dilakukan.... Memulai sebuah petualangan baru yang belum pernah dicoba sebelumnya memang membutuhkan keberanian untuk memulai.
You"ll never know, If You never try.
Terinspirasi oleh beberapa tayangan di stasiun TV "TravelChannel", maka keputusan untuk lakukan petualangan tersebut diambil. Bertemakan "backpaker" itulah paket yang diambil dalam setiap petualangan yang dilakukan oleh penulis. Satu hal yang pasti disini dalam lakukan petualangan ini adalah "believing in uncertainty", karena menjadi backpaker itulah value-value tersebut bisa dimaknai.


BACKPAKER sesuaikan pekerjaan 
Judul yang nampak begitu bijaksana memang, namun yang dimaksudkan disini lebih tepatnya adalah manfaatkan peluang untuk lakukan backpaker dengan menyesuaikan jadwal touring dinas kantor. Inilah salah satu hal menarik bagaimana mengatur jadwal perjalanan dinas dengan petualangan. Namun ternyata memang bisa saja. Seminar eksternal perusahaan yang di wilayah Denpasar merupakan sesuatu yang begitu menarik dan ditunggu. Undangan untuk lakukan seminar di Bali ini tidak lepas dari eksotisme pulau dewata ini. http://danielgurusinga.blogspot.com/p/schedule.html .
Acara yang diadakan di hari Jumat, 27 Juli 2012 menjadi pilihan hari yang sangat bijaksana dikarenakan hari tersebut bisa dipadukan dengan keputusan cuti yang notabene lakukan petualangannya. Satu hal yang pasti adalah menghemat biaya perjalanan (pesawat) dari Yogyakarta menuju Denpasar. :-)

Day 1 (Sabtu, 28 Juli 2012)
Seminar perusahaan yang berakhir pada hari Jumat menjadi awal yang bagus untuk memulai petualanga. Perjalanan di hari pertama ini dimulai dengan mempersiapkan barang-barang yang perlukan dalam perjalanan. Tentunya tanpa jas seminar, arggghhhhh,,, no... without that kind of thing.
Dengan berbekal "valuable things": 
       1. Motor MIO sewaan di Denpasar - daily Rp. 35K
       2. Canon 500D serta lensa "hanya" Thamron 18-200 
       3. Tripod 
       4. Tas backpack beserta baju seperlunya
       5. Peta Bali dan Lombok
  
Leaving unnecessary things adalah keharusan dalam lakukan perjalanan, apalagi dengan kendaraan roda dua guys.... Daripada resiko badan capek dengan beban barang yg terlalu banyak.....
Check out dari hotel All Season cukup telat sebenarnya (pukul 10.30WITA) dari yang sebelumnya ditargetkan untuk check out di pagi hari demi mengejar kapal feri ke Lombok. Well, satu hal yang dilupakan adalah membawa sandal. Akibatnya, perjalanan dari hotel di Denpasar itu menuju pelabuhan PadangBai (1,5 jam) harus ditempuh dengan "nyeker / without sandal coii". It's awful indeed.... 
Tiba di pelabuhan PadangBai di pukul 12.55WITA, dan right on time sebelum kapal Feri diberangkatkan tepat jam 13nya.  FYI tiket kapal feri beserta motor sebesar Rp. 101K.

Pelabuhan PadangBai

Perjalanan feri dari pelabuhan PadangBai, Bali menuju pelabuhan Lembar, Lombok ditempuh dalam 4 jam perjalanan. Namun dikarenakan angin serta ombak yang cukup tinggi juga akhirnya memaksa feri harus berlayar bak seekor ubur2 sponge bob...weww, 5 jam di tengah kapal.

on board
Perjalanan di tengah kapal memang cukup membosankan karena tidak adanya mall ataupun tempat buat buang kebosanan. Mau dipaksa tidur juga rasanya tidak nyaman di tengah laut dalam kondisi seperti itu. Berjalan memutari kapal seperti putari tembok Yericho setidaknya dapat membius kebosanan.  
But, lucky me...I had a good friend to accompany me on the feri, cheer up!!

Welcome to Lombok, the Sasak Island
Setelah penantian selama 5 jam perjalanan yang disertai pembiusan waktu dengan utak-atik Canon, Pelabuhan Lembar, Lombok telah di depan mata. Dari tampak kejauhan sudah terasa aroma keindahan pulau Lombok. Impressive!!.   Rasanya tak sabar untuk segera hentakkan kaki di pulau itu. Bahkan rasanya ingin protes kepada nahkoda feri yang terasa lama untuk segera sandarkan feri ini (walaupun ketelitian dan proses sangat diperlukan dalam pengendalian feri tersebut - namun hawa protes sudah menjalar di sekujur tubuh ini argghhh...).
Eksotisme pulau ini sudah terasa sebelum kaki disentuhkan ke pulau ini. Disambut oleh sunset yang lumayan  menjadi hal yang sangat menarik untuk segera memulai meraba pulau Sasak ini. 


Sunset @pelabuhan Lembar, Lombok (pk17.45WITA)


Dikarenakan oleh checkout hotel di Denpasar yang terlampau siang, hal ini sebabkan waktu tiba di pulau Lombok sudah terlampau gelap. Waktu kapal feri sandarkan di pulau ini sudah menunjukkan pukul 17.50WITA. Seketika itu juga sempat terpikir dalam pikiran (geshhh, what the ... am I doing here...?). 
Aq masuki pulau yang beratus kilometer jauhnya dari Jawa tanpa mengenal siapapun disana. Apalagi ditambah dengan minimnya cahaya malam yang mulai menyelimuti pulau ini. 
But, guyss....no regret in doing ini. There is no way to turn back.
Yang menarik adalah menjadi individual adventurer adalah perlunya awareness yang cukup tinggi mengingat banyaknya tantangan serta resiko terhadap orang yang bermaksud usil. Tetapi ini membawa tantangan tersendiri dalam lakukan petualangan ini.
Waktu yang sudah terlampau gelap ini mengharuskan otak untuk berpikir keras kemana tujuan pertama dalam perjalanan ini. Sebelumnya telah direncanakan untuk mengambil obyek Sukarare dan Praya di pulau Lombok ini. Namun faktor malam hari sebabkan hal itu sangatlah tidak memungkinkan. Terlebih dengan lelahnya badan ini membutuhkan segera temukan tempat untuk segera rebahkan diri.

Way to go to Kute beach, Lombok
Sejenak berpikir di menit-menit terakhir feri sandarkan badan besinya di pelabuhan Lembar itu, Aq putuskan untuk segera menuju ke pantai Kute (yang seolah-olah dekat seperti tergambarkan di peta dengan skala 1:130.000). 
Tangan kanan segera menancapkan gas. Sayangnya redupnya lampu mio (motor sewaan) ini tidak dapat mengalahkan gelapnya pulau Lombok ini. Well, penerangan di sepanjang perjalanan sangatlah minim, sehingga membutuhkan mata untuk terus besarkan retinanya agar tidak salah jalan. 
Tanpa bantuan GPS, tentunya penggunaan peta sangatlah penting disertai dengan beberapa keramahan penduduk Lombok untuk membantu arahkan ke arah tujuan.
Namun tidak seperti dugaanku. Di peta nampak sangat dekat, ternyata jarak tempuh dari Lembar menuju pantai Kute membutuhkan waktu hampir 2 jam perjalanan. Gelapnya jalanan sekitar disertai dengan jauhnya rumah antar penduduk menambah "panasnya" suasana petualangan tersebut.
Cukup "risky" memang dalam lakukan perjalanan pertama menuju pantai Kute ini dikarenakan suasana jalan yang gelap, maka dari itu profiling tempat darurat sangatlah penting. Setiap melewati pos polisi, aq lakukan marking. Tentunya tidak dengan menjatuhkan potongan roti (seperti dongeng Hansel dan Gretel). Hal ini perlu dilakukan untuk antisipasi bila ada hal yang tidak diinginkan dalam perjalananku.
Sempat beberapa kilometer menjelang pantai Kute, jalanan tanpa cahaya lampu. Hal ini dibumbui juga dengan buruknya tata jalan menuju pantai itu.  


Berburu Hotel Backpaker at Kute beach, Lombok
Suguhan kafe-kafe yang dipenuhi oleh bule-bule yang honey moon menjadi tontonan tersendiri bak di Venezia, Itali. Berburu hotel "backpaker", itulah harus segera dilakukan setibanya di pantai Kute. Di sepanjang pinggiran pantai Kute itu memang banyak sekali terpampang iklan serta tawaran hotel-hotel.  Namun karena pangsa pasaran pantai Kute yang bersegmentasi turis bule akibatkan harga yang dibandrol cukup tinggi dan tanpa leverage...
Hal yang gila adalah ketika aq ditawari bantuan oleh salah seorang penjual makanan di pantai Kute untuk menemukan hotel murah. Tawaran itu tentunya sangat menarik. Namun the crazy thing adalah hotel rujukan tersebut yang notabene berada di tengah kawasan penduduk setempat. Yang adalah sebuah kamar relatif buruk disertai fasilitas kasur super buluk. Apalagi dengan kamar mandi yang hanya berpintukan triplek. Terlebih dengan tawaran harga permalam sebesar Rp.350K. Argggghhh, it was crazy. 
Will not get that kind of hotel with 350K
"kebaikan" penjual makanan tersebut mengecewakan, it broke my heart, xixixi...
Hunting hotel terus dilanjutkan yang akhirnya dapat menemukan sebuah penginapan atau hotel bule backpaker dengan rate permalam Rp. 100K pukul 21.30WITA.

the Rp100K Hotel at Kute Beach, Lombok
Finally, bisa rebahkan diri dan kumpulkan tenaga untuk petualangan esok hari.
Yippee-Ki-Yay, sampai jumpa di cerita petualangan di hari keduaku..

sleep mode......zzzzzz


Shorcut:
   1.  "the Adventure -Lombok & Bali" Day 1 (destination Lombok), 28 Juli 2012
  2.  "the Adventure -Lombok & Bali" Day 2 - Exploring the Lombok island (Pantai Kute, Desa Sade, Lembah Hijau, & Pantai Senggigi), 29 Juli 2012
 3. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 3 - Bye Senggigi and heading to Gili Trawangan, 30 Juli 2012
 4. "the Trip" Day 4 - Finding Nemo at the three Gili's 31 Juli 2012
5"the Trip" Day 5 - Exploring Mataram and Cakranegara 1 Agustus 2012
6. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 6 - Again, Exploring Bali's site, 2 Agustus 2012
7. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 7 - Again, muterin Bali, 3 Agustus 2012
8. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 8 - Spoting around Kute beach, 4 Agustus 2012

2 komentar: