Selasa, 29 Juni 2010

Aussie Paska Pergantian PM


Pergerakan mata uang dollar Australia kembali menunjukkan performa positifnya menjelang akhir sesi perdagangan bulan Juni. Sebelumnya Aussie sempat bergerak labil dipertengahan bulan sebagai imbas sikap wait and see pelaku pasar jelang pemilu partai buruh Australia.
Pemilu dadakan Australia dilaksanakan pada kamis pekan lalu pukul 9 pagi waktu setempat, dimana Perdana Menteri, Kevin Rudd dan Deputi-nya, Julia Gillard yang sama berasal dari partai Buruh bersaing merebutkan kursi PM Australia. Kevin Rudd menegaskan pentingnya menyelesaikan masalah pimpinan partai secepatnya karena Australia setiap pimpinan partai penguasa di pemerintahan otomatis menjabat sebagai Perdana Menteri.

Pemilu dadakan ini dilaksanakan sebagai imbas menurunnya popularitas Kevin Ruud yang menekan partai Buruh. Kevin Rudd mendapatkan tekanan yang cukup besar dari domestik berkaitan dengan kebijakan pajak sektor pertambangan. Pajak ini berdampak negatif terhadap situasi makro ekonomi. Berita ini sempat melemahkan Aussie dipertengahan pekan namun pulih kembali seiring aksi investor untuk mencerna kembali masalah politik Australia. 
Pemilu Australia akhirnya melantik Julia Gillard sebagai perdana menteri wanita untuk pertama kalinya. Gillard mengambil alih posisi Kevin Rudd yang memilih untuk mengundurkan diri sebagai pimpinan partai Buruh. Gillard berjanji akan membereskan masalah pajak pertambangan yang tengah mengancam investasi senilai 20 M dollar Australia. Gillard akan kembali bernegosiasi dengan asosiasi pertambangan sembari menegaskan perusahaan tambang harus membayar pajak lebih banyak.
Analis menilai perubahan kepemimpinan di pemerintahan akan memberikan dampak besar terhadap pergerakan ekonomi dan finansial suatu negara. Aussie sempat direspon negatif pasar sehingga melemah dikisaran level 0.8594 saat pemilu berlangsung namun paska terpilihnya Gillard, Aussie rebound menguat hingga dikisaran level 0.8757. Aussie diperkirakan masih akan bergerak dalam tren menguat sebagai imbas kebijakan PM baru yang direspon positif pasar.
Disisi lain, Aussie tersupport dari sektor komoditas yang kembali menunjukkan performa positifnya. Pada perdagangan sebelumnya Aussie sempat naik ke level tinggi satu bulan dikisaran level 0.8857 setelah Cina mengizinkan yuan terapresiasi terhadap mata uang US$. People’s Bank of China menyatakan telah meninggalkan sistim nilai tukar tetap, yang mematok yuan di level 6.83 terhadap US$. Aussie diuntungkan oleh kebijakan Yuan. Sektor komoditas Australia terdampak positif dari meningkatnya daya beli perusahaan Cina. 

Market Update
Aussie dalam sepekan kedepan diperkirakan masih akan bergerak positif dikisaran 0.8545 -0.8950 dengan level support di 0.8680 dan resistance di 0.8835. Sementara itu sektor komoditi dalam pekan ini diperkirakan akan melanjutkan trend positifnya, emas akan bergerak dikisaran level US$1278.50 - 1224.45 per troy ons dengan level support dikisaran US$1240.15 per troy ons dan resistance dikisaran US$1264.10 per troy ons, sedangkan untuk minyak mentah pada sepekan kedepan diperkirakan akan bergerak dikisaran level US$ 84.20 - 75.20 per barrel dengan level support US$77.65 dan resistance di US$80.45.

Selasa, 22 Juni 2010

Transaksi Komoditi yang Cerdas


Emas meroket lagi!! Itulah sebuah fenomena menarik yang tengah menjadi bahan pembicaraan hangat saat ini. Aspek-aspek yang mendorong daya turbulensi manuver emas kembali mengisi mesin jet emas untuk terus menukik.

Nah, lalu apa yang menarik bagi pembaca yang bisa dijadikan sebuah pupuk bagi portofolio keuangan atau investasi anda? Mari kita bahas dengan sangat mudah dan komprehensif. Sebelum saya bahas lebih dalam mengenai komoditi maka alangkah baiknya kita mengenal istilah komoditi itu sendiri. Komoditi adalah sesuatu benda nyata yang relatif mudah diperdagangkan, dapat diserahkan secara fisik, dapat disimpan untuk suatu jangka waktu tertentu dan dapat dipertukarkan dengan produk lainnya dengan jenis yang sama, yang biasanya dapat dibeli atau dijual oleh investor melalui bursa berjangka (Wikipedia). Pergerakan komoditas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain seperti tingkat permintaan dan penawaran, suhu politik, serta tingkat pertumbuhan ekonomi. 
Permintaan sebuah komoditas tentunya akan mengalami kenaikan tajam bila terdapat lonjakan permintaan yang masif. Naiknya level harga komoditas tersebut akan semakin dipicu oleh lemahnya tingkat produksinya. Terlebih bilamana yang dibicarakan adalah jenis komoditas yang sulit untuk diperbarui. Sebagai contoh mari kita lihat sebuah komoditas yang beberapa hari ini menjadi pucuk topik pembicaraan. Emas!! Emas sebagai logam mulia yang mempunyai nilai yang bisa dikatakan selalu mengalami peningkatan. Sejak 5000 tahun yang lalu, emas selain digunakan sebagai alat perhiasan namun juga dipakai sebagai sarana alat tukar. 
Yang menarik adalah pola pergerakan nilai emas yang selalu mengalami peningkatan. Bahkan peningkatan harga yang juga terjadi di tengah lambannya pertumbuhan ekonomi dan lonjakan tekanan inflasi. Fluktuasi tajam pada pasar saham, obligasi, dan valas kian mengalihkan minat investor pada instrumen beresiko. Kenaikan permintaan ternyata tidak berasal dari sisi investasi saja namun juga perhiasan. World Gold Council memprediksi demand emas akan mengalami peningkatan tajam. Bahkan saat ini jumlah emas yang tersimpan di SPDR Gold Trust (exchange traded fund terbesar dunia) telah mencapai 1,2220.15 ton. Buruknya keadaan ekonomi Eropa dan ketidakyakinan pasar akan pemulihan ekonomi menjadi faktor pendorong penguatan emas.
Begitu banyaknya analisis para ekonom memperkirakan pergerakan emas yang diproyeksikan akan semakin meroket. Commerzbank memprediksi emas akan mencapai US$1.300 di bulan desember 2010, Credit Suisse ke US$1.350. Bahkan yang mencengangkan US Gold memprediksi emas akan mencapai harganya di US$2.000.
Lalu bagaimana cara memanfaatkan peluang di komoditi? Yang menarik adalah terdapat kesempatan bagi anda untuk mengambil peluang di transaksi komoditi berjangka seperti emas berjangka, minyak, perak, dan gas alam. PT. MONEX Investindo Futures menyediakan sarana untuk transaksi komoditi terkait. 

Market Update
Euro dalam sepekan kedepan diperkirakan akan dikisaran 1.2235 -1.2650 dengan level support di 1.2345 dan resistance di 1.2550. Sementara itu sektor komoditi dalam pekan ini diperkirakan emas akan bergerak dikisaran range level US$1285.50 - 1220.45 per troy ons dengan level support dikisaran US$1240.15 per troy ons dan resistance dikisaran US$1262.10 per troy ons, sedangkan untuk minyak mentah pada sepekan kedepan diperkirakan akan bergerak dikisaran level US$75.50 - 84.50 per barrel.

Selasa, 15 Juni 2010

Euro, akhirnya ke laut?


Jika pembaca mengamati pergerakan mata uang Euro beberapa waktu ini, maka yang mungkin timbul dalam benak pembaca adalah apakah mata uang Euro ini akan terus dapat dipertahankan?

Dan inilah yang menjadi hal yang menarik yaitu pihak Bank Sentral Amerika dan Bank Sentral Inggris yang mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dengan tujuan agar perluasan kredit tetap berkembang, namun pilihan tersebut nampaknya tidak jatuh pada Bank Sentral Eropa (ECB). Skenario tersebutlah yang akhirnya menjadi pilihan dari kesepakatan Uni Eropa untuk memberikan dana talangan sebesar 750 milyar Euro atau US$ 938 milyar yang ditujukan untuk penyelamatan zona Euro. Fakta memperlihatkan rasio hutang yang terlalu besar dari beberapa anggota Euro. Yunani mencatatkan rasio defisit anggaran 13.5%, Spanyol 11.2%, dan Portugal 9.4% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Level tersebut jauh melampaui batasan rasio defisit yang ditetapkan oleh Uni Eropa sebesar 3%. 
Namun perkembangan ekonomi Uni Eropa-pun tidak kunjung mengalami perbaikan nyata. Beberapa waktu lalu, pasar kembali dikejutkan oleh proyeksi resiko pembengkakan defisit Hungaria. Menteri Luar Negeri Hungaria, Mihaly Vega, sempat mengeluarkan pernyataan yang membuat panik pasar. Pernyataannya bahwa estimasi defisit Hungaria tahun ini bisa mencapai 7,8%. Hal ini menyumbangkan arus kepanikan pasar di tengah masih hangatnya kasus defisit Yunani. Bila proyeksi angka tersebut tercapai maka Hungaria akan menjadi salah satu negara Uni Eropa yang masuk dalam daftar negara gagal bayar hutang. Tanggapan dari pejabat moneter Hungaria yang menegaskan bahwa target defisit Hungaria akan tercapai 3.8% pada tahun ini. 
Fakta di Irlandia tampak lebih buruk lagi. Dublin berjuang untuk menjaga defisit anggaran dari hampir 12% dari PDB telah mengangkat kekhawatiran tentang apakah pemerintah masih mampu untuk menutup utang besar dari bank-bank Irlandia. Banyaknya fakta yang terkuak terhadap resiko hutang bank besar dibandingkan dengan PDB meningkatkan kekhawatiran akan beberapa negara zona euro lainnya, termasuk Luksemburg, Belgia, Belanda, Austria, dan Swedia. Buruknya keadaan ekonomi Uni Eropa berbeda dengan keadaan ekonomi Inggris dan AS. Penyebab pelemahan ekspansi ekonomi dari masing-masing negara Uni Eropa berbeda, dan hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah yang berat bagi Uni Eropa. 
Pilihan untuk mengeluarkan negara yang mengalami defisit berlebih nampaknya bukan pilihan yang menarik. Bilamana hal tersebut dilakukan maka akan menyebabkan semakin buruknya pandangan investor akan iklim investasi Eropa. Fakta ekonomi Uni Eropa saja telah menyebabkan aksi investor untuk hindari semua aset berdenominasi Euro. Mata uang tunggal tersebut terjun bebas ke level terendahnya dalam 4 tahun terakhir ini.
Investor yakin krisis Euro akan berkepanjangan sehingga akibatkan arus modal keluar ke aset yang dinilai safe haven. Aset seperti US$, obligasi US$, dan emas nampaknya menjadi pilihan investor. Sentimen Euro yang sempat berkembang menjadi mata uang pengganti US$ semakin memudar. Apakah Euro akan dapat meraih kursi kehormatannya lagi atau malah sebaliknya? Kita lihat…

Market Update
Euro dalam sepekan kedepan diperkirakan akan dikisaran 1.1945 -1.2410 dengan level support di 1.2035 dan resistance di 1.2265. Sementara itu sektor komoditi dalam pekan ini diperkirakan emas akan bergerak dikisaran range level US$ 1250.45 - 1198.00 per troy ons dengan level support dikisaran US$1222.15 per troy ons dan resistance dikisaran US$1240.35 per troy ons, sedangkan untuk minyak mentah pada sepekan kedepan diperkirakan akan bergerak dikisaran level US$ 69.10 - 77.85 per barrel dengan level support US$72.68 dan resistance di US$ 76.45

Selasa, 08 Juni 2010

Mampukah G-20 Pertahankan Pemulihan?


Menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara yang tergabung dalam G-20 telah mengakhiri pertemuan tingkat menteri di Korea Selatan. Pertemuan tersebut diakhiri dengan ikrar akan menyatukan upaya guna menopang pemulihan ekonomi global. Perlu diketahui bahwa kekuatan G-20 dewasa ini dinilai mengalami peningkatan yang signifikan ketimbang pertemuan selevel G-8 yang dinilai terlalu inklusif dan terlebih pembuatan keputusan G-8 yang yang kurang memihak isu-isu global. Harapan tinggi pada forum G20 untuk mempercepat proses pemulihan krisis ekonomi global melalui keterlibatan langsung kepala negara dalam mencapai keputusan atas sejumlah isu penting.
Pertemuan G-20 menegaskan ekonomi global bertumbuh lagi, namun masih ada sejumlah kesulitan besar dalam upaya mencapai pemulihan penuh. Namun G-20 menilai bahwa perilaku spekulatif yang menyebabkan AS jatuh dalam resesi yang lalu merupakan sesuatu yang sangat perlu dihindari dengan membuat regulasi ketat yang baru bagi lembaga keuangan yang mempunyai hubungan yang kuat terhadap moneter dan fiskal.
Kelompok G20 menyepakati bahwa perlunya untuk mempertahankan stimulus ekonomi ke pasar, namun wacana akan pembuatan kebijakan pengurangan jumlah stimulus tersebut juga timbul dalam forum. Hal yang menarik adalah kebijakan pengurangan stimulus yang berlebih dan bertempo terlalu cepat juga yang menjadi kekhawatiran bagi keberlangsungan pemulihan ekonomi ini. Hal ini dapat terlihat pada krisis utang Eropa yang merupakan peringatan bahwa terlalu cepatnya pemotongan pengeluaran bisa membawa ekonomi dunia ke suatu resesi.
Hanya saja dalam forum yang diselenggarakan beberapa hari lalu tersebut belum membuat sebuah keputusan yang tegas dan bulat. Belum adanya kesepakatan akan pungutan bank global untuk membayar dana talangan masa depan. Negara-negara Eropa dan AS umumnya mendukung beberapa jenis pungutan, sedangkan negara-negara seperti Kanada dimana bank-bank Kanada yang menderita kerugian yang minim selama resesi menentang hal tersebut. Nampaknya hal inilah yang menjadi pekerjaan berat bagi forum G-20 bagi penentuan konformitas kebijakan exit strategy serta kebijakan moneter serta fiskal untuk menjaga keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang positif dan kuat.
Dalam forum tersebut juga ditegaskan oleh AS melalui Timothy F. Geithner yang menyatakan bahwa pemulihan global tidak harus bergantung pada belanja konsumen Amerika. Dalam kesempatan tersebut ia mendesak Jepang, Jerman dan Cina untuk meningkatkan permintaan domestik.
Pertemuan tingkat menteri ini mempersiapkan agenda bagi KTT G-20 di Kanada akhir bulan ini. Apakah pertemuan yang akan datang pada akhirnya akan menghasilkan keputusan yang komprehensif bagi ekonomi global serta isu-isu dampak lingkungan? Semoga…

Market Update
Poundsterling cenderung uptrend pada pekan ini dengan perkiraan dikisaran 1.4220-1.4765 dengan support di 1.4240 dan resistance di 1.4565, sementara itu untuk mata uang Yen diperkirakan akan bergerak dikisaran range level 89.60 - 93.45 dengan perkiraan support di 90.45 dan resistance di 92.25
Euro terpantau bergerak dalam kisaran 1.2352 - 1.1954 pekan kemarin. Dalam sepekan kedepan diperkirakan akan dikisaran 1.2285 -1.1650 dengan level support di 1.1845 dan resistance di 1.2010. Sementara itu sektor komoditi bergerak cukup volatile juga, dalam pekan ini diperkirakan emas akan bergerak dikisaran range level US$1235.00 - 1195.00 per troy ons dengan level support dikisaran US$1205.15 per troy ons dan resistance dikisaran US$1221.40 per troy ons, sedangkan untuk minyak mentah pada sepekan kedepan diperkirakan akan bergerak dikisaran level US$66.10 - 74.45 per barrel dengan level support US$68.68 dan resistance di US$71.30

Selasa, 01 Juni 2010

Eropa Diantara Dua Sisi Tantangan


Tantangan besar yang tengah dihadapi Eropa saat ini adalah inflasi yang menjadi momok bagi pertumbuhan ekonomi Eropa. Menjaga inflasi dibawah kendali adalah tanggung jawab utama bank sentral, dan inilah fokus utama dari Bank Sentral Eropa (European Central Bank / ECB) ditengah perjuangan Eropa untuk mengatasi masalah ekonomi yang disebabkan oleh krisis utang.

Berkaitan dengan usaha menahan inflasi, ECB mengambil tindakan dengan melakukan pembelian obligasi pemerintah mulai tanggal 10 Mei untuk membantu menjaga Yunani dan beberapa negara lain zona euro dari default utang. Namun bila ditelaah lebih dalam lagi, terdapat ancaman yang lebih dalam bagi Eropa yaitu deflasi. Hal inilah yang menjadi menarik karena pada saat ini kebijakan ECB juga harus memperhatikan kemungkinan akan ancaman deflasi. Dalam beberapa kondisi akibat deflasi lebih berbahaya daripada inflasi, karena deflasi mendorong konsumen untuk menunda pembelian demi menunggu harga yang lebih rendah. Hal ini menciptakan rendahnya alur permintaan dan produksi.
Deflasi juga buruk bagi debitur Yunani, karena debitur harus membayar kembali asset mereka lebih mahal dari sebelumnya. Ancaman terbuka bagi Eropa akan kemungkinan sebuah masa seperti yang pernah terjadi di Jepang disaat pertumbuhan ekonomi Jepang harus tercekik deflasi di tahun 1990an. 
Dalam keuangan modern, deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat. Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika tahun 1930) serta akan membuat pasar investasi akan mengalami kekacauan. Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada aktivitas bisnis yang berjalan. Kemungkinan terjadinya fenomena inilah yang harus diwaspadai oleh pemangku kebijakan ekonomi Eropa. 
Tantangan lebih berat bagi Eropa akan terjadi pada beberapa bulan mendatang bagi Spanyol, Yunani dan Portugal di tengah usahanya untuk mendapatkan kembali daya saing dipasar internasional. Dilain pihak, ECB akan menghadapi kesulitan lebih besar dalam merancang kebijakan moneternya di tengah pilihan untuk merancang kebijakan bagi negara yang mengalami pembengkakan defisit dengan negara yang berkembang pesat seperti Jerman dan Perancis. Saat ini yang menjadi pilihan atas arah keputusan kebijakan ekonomi Eropa nampak pada pilihan ECB yang tetap teguh dalam fokus pada inflasi dan perbaikan defisit. Jean-Claude Trichet sebagai ketua ECB menyatakan tetap fokus dampak inflasi bagi masyarakat miskin dan mewajibkan bank sebagai penjaga stabilitas harga.

Market Update
Kecenderungan trend volatil terhadap US$ tampak pada beberapa mata uang mayor disesi akhir pekan lalu. Namun kestabilan pergerakan tersebut tampaknya belum kokoh seiring masih belum yakinnya pasar akan perkembangan ekonomi Eropa dan juga masalah kebijakan pengetatan anggaran oleh Bank Sentral Inggris.
Poundsterling cenderung uptrend pada pekan ini dengan perkiraan dikisaran 1.4220-1.4765 dengan support di 1.4370 dan resistance di 1.4565, sementara itu untuk mata uang Yen diperkirakan akan bergerak dikisaran range level 89.60 - 92.75 dengan perkiraan support di 90.45 dan resistance di 92.25
Euro terpantau bergerak dalam kisaran 1.2562 - 1.2153 pekan kemarin. Dalam sepekan kedepan diperkirakan akan dikisaran 1.2610 -1.2015 dengan level support di 1.2148 dan resistance di 1.2605.