“I see my path, but I don't know where it leads. Not knowing
where I'm going is what inspires me to travel it.”
Rosalia de Castro
Finally, kembali sentuhkan kaki di pulau Bali lagi pagi ini.....
Lega rasanya bisa menyentuh tanah Bali lagi setelah lakukan 5 hari berpetualang di pulau Lombok. Kapal feri labuhkanku sampai ke pelabuhan PadangBai, Bali di pukul 3.30 WITA. Gelombang laut yang cukup bersahabat mengakibatkan kapal feri tersebut dapat berlayar dengan cepat. Perjalanan selama 3-4 jam perjalanan di kapal feri tidak terasa lama bahkan. Karena apa pemirsa? Tidurrrr..... Saat menunggu di kapal feri tersebut sangat tepat digunakan untuk mengambil waktu beristirahat. Judulnya adalah "hotel kapal feri". Dan ini adalah salah satu strategi dalam penghematan budget penginapan satu malam. (itu saran dari keluarga mbak Christy). Strategi jitu bagi traveler ala backpack.
Lega rasanya bisa menyentuh tanah Bali lagi setelah lakukan 5 hari berpetualang di pulau Lombok. Kapal feri labuhkanku sampai ke pelabuhan PadangBai, Bali di pukul 3.30 WITA. Gelombang laut yang cukup bersahabat mengakibatkan kapal feri tersebut dapat berlayar dengan cepat. Perjalanan selama 3-4 jam perjalanan di kapal feri tidak terasa lama bahkan. Karena apa pemirsa? Tidurrrr..... Saat menunggu di kapal feri tersebut sangat tepat digunakan untuk mengambil waktu beristirahat. Judulnya adalah "hotel kapal feri". Dan ini adalah salah satu strategi dalam penghematan budget penginapan satu malam. (itu saran dari keluarga mbak Christy). Strategi jitu bagi traveler ala backpack.
Pagi buta itu di pelabuhan penyebrangan PadangBai belum ada tempat peristirahatan yang sudah membuka pintunya, bahkan tempat mencari minuman hangatpun belum ada penjual yang menampakkan batang hidungnya. Way to man....
Setelah menyusun konsep rencana perjalanan di Bali akhirnya diputuskan untuk segera menuju ke pure Besakih. Pure yang konon menjadi pure itu adalah pure terbesar umat Hindu di Bali. Wajib dikunjungi memang.
Setelah menyusun konsep rencana perjalanan di Bali akhirnya diputuskan untuk segera menuju ke pure Besakih. Pure yang konon menjadi pure itu adalah pure terbesar umat Hindu di Bali. Wajib dikunjungi memang.
Tapi sang surya masih belum memberikan indah wajahnya ke bumi ditambah dengan laparnya perut ini, haruslah mencari tempat makan. Breakfast harus segera dilakukan. Pagi buta itu aq lakukan kembali lakukan perjalanan keluar dari kompleks pelabuhan penyebrangan PadangBai sambil mengenok kiri dan kanan jalan, berharap ada rumah makan yang sudah membuka pintunya. Memang sulit didaerah tersebut mencari warung makan, apalagi makanan cepat saji ala barat yang buka 24 jam, nampaknya tidak ada.
Aq masih beruntung bisa menemukan sebuah warung di pinggiran lingkar Bali. Lebih tepatnya restoran supir.... Segelas teh panas dan sepiring nasi telur sambal bisa menjadi sumber tenaga awal untuk lanjutkan petualangan di pulau Dewata ini kembali.
Aq masih beruntung bisa menemukan sebuah warung di pinggiran lingkar Bali. Lebih tepatnya restoran supir.... Segelas teh panas dan sepiring nasi telur sambal bisa menjadi sumber tenaga awal untuk lanjutkan petualangan di pulau Dewata ini kembali.
Exploring Bali.....
part 1, exploring Bali: Pure Besakih
Perjalanan menuju pure Besakih tersebut ditempuh selama 2 jam perjalanan. Dimulai di restoran supir dekat pelabuhan PadangBai di pukul 6WITA, akhirnya sampai juga di area pure Besakih di dekat Kintamani. Pure yang sangat luar biasa besarnya. Memasuki area depan pure ini saja sudah terasa kemegahan dari pure terbesar di Bali ini. Awesome....
Besakih Pure |
Besakih Pure |
..... |
Tiba di pure ini pukul 8WITA nampaknya memang terlalu kepagian untuk seorang "turis" yang berkunjung ke Bali. Walau backpaker begini, aq tetaplah turis lho guys.... hehehehe. Turis lokal made in Yogya...
Segera tanpa membuang-buang waktu, aq siapkan Canon dan tripodku untuk menemani berjalan-jalan di pure tersebut. Begitu besarnya pure Besakih ini menjadikan ajang fitnes bagi otot kaki dan tangan. Pure ini begitu besar untuk bisa diputari setiap pure yang ada. Namun tidak sah rasaya jauh-jauh berkunjung di pure ini tanpa menikmati setiap jengkal yang ada.
Namun ada satu hal yang menarik di bila berkunjung di pure ini di pagi hari. Pada saat itu kita bisa menemukan kesibukan para umat Hindu yang datang ke pure untuk sembayang. Kesibukan para umat Hindu yang begitu taatnya membawa sesembahan yang mereka siapkan dalam aktivitas sembahyang mereka. Mereka benar-benar luar biasa. ...
the offering |
the offering, another |
..... |
..... |
.... |
we, who prepare |
,..... |
let's pray |
we come to thou |
.... |
Senyum mereka ketika memasuki pure ini membawa ketenangan tersendiri. Life ain't easy, namun mereka lakukan yang terbaik dalam persiapan maupun proses sembahyang mereka. One positive thing that I got from them.
Inilah juga yang memberikan sensasi tersendiri ketika berkunjung ke pure-pure di Bali. Masyarakat Hindu Bali begitu kentalnya menjaga dan melaksanakan adat budaya serta agamanya. Pemandangan serta aktivitas dari penganut agama Hindu adalah hal yang menarik.
part 2, exploring Bali: Touching Down at Kintamani
Ternyata jarak antara pure Besakih dan Kintamani tidaklah begitu jauh. Keluar dari Besakih pada pukul 9.15WITA, akhirnya sampai juga di obyek wisata Kintamani pada pukul 11.00WITA. Dinginnya hawa pegunungan di jalanan dari Besakih menuju ke Kintamani membawa sensasi tersendiri. Sejuknya dan kesegaran udara di are ini memang membuat hati tenang.
Dan, sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya. Setiba di Kintamani adalah menikmati mantapnya masakan khas Kintamani, "Nasi campur ikan mujair ala Kintamani".
one caption |
Nasi ikan mujair campur-warung |
Makanan yang tersaji di tempat yang jauh dari kemewahan dan terbalut sederhana di pinggir jalan. Tapi jangan salah. Makanan ini sangatlah nikmat untuk disantap di tengah dinginnya hawa Kintamani. Paduan bumbu dan ikan. Itulah masakan ikan campur khas Kintamani. Must try guys......
(bahkan di petualanganku di 5 bulan lalu (Mei), aq juga datang ke warung ini. Di kala itu aq juga berharap bisa kembali mencicip nikmatnya makanan ini lagi)
Berkendara memutari obyek Kintamani hanya selama 30 menit saja. Sayangnya maksud hati untuk mencari anjing Kintamani tidak dapat dipenuhi. Para penjual Anjing Kintamani tersebut hanya menjual di pukul 3 pagi. wewwwwwwww. Next time okeylah untuk kembali kesana.
part 3, exploring Bali: Ngesot di Ubud, Bali
Ketika matahari sinarkan cahaya tepat diatas kepala, saatnya untuk keluar dari Kintamani dan lanjutkan perjalanan ke Ubud, Bali. Dengan motor Mio ini, perjalanan sampai daerah Ubud dapat ditempuh dalam waktu 2 jam perjalanan. Oya, sebelum mendarat di Ubud, aq sempatkan diri mampir ke istana presiden di Tampak Siring. to bad,,,,tidak bisa masuk.... ;-(
Istana Tampak Siring |
Walau aq tidak ada akses untuk masuk dan berjalan-jalan bahkan mencoba empuknya tempat tidur di istana presiden itu, dari luar cukup terlihat kira-kira apa yang ada di dalam istana itu.
Kunjungan ke pintu gerbang istana presiden tampak siring hanya sebentar saja. Perjalanan harus dilajutkan kembali.
Setelah berkendara selama 2 jam, akhirnya sampai juga di daerah wisata Ubud di pukul 14.30WITA. 2 jam perjalanan tersebut sangatlah menyenangkan sembari nikmati dinginnya daerah Kintamani -Ubud dan melihat sepanjang jalan akan aktivitas masyarakat Bali.
Daerah Ubud tersebut memang betul-betul daerahnya bule. Hampir semua wisatawan yang ada di daerah tersebut kebanyakan bule. Sebagian dari mereka adalah turis Jepang dan Cina. Asik juga melihat banyaknya manusia dari berbagai negara berkumpul di Ubud. Memperhatikan berbagai aktivitas mereka, memang menyenangkan melihat itu semua. Notebene Ubud Bali adalah tempat pengrajin dan di desain sedemikian rupa untuk menyediakan ruang wisata hasil kesenian dari daerah tersebut yang disajikan begitu menarik bagi para wisatawan.
Setelah berkendara selama 2 jam, akhirnya sampai juga di daerah wisata Ubud di pukul 14.30WITA. 2 jam perjalanan tersebut sangatlah menyenangkan sembari nikmati dinginnya daerah Kintamani -Ubud dan melihat sepanjang jalan akan aktivitas masyarakat Bali.
Daerah Ubud tersebut memang betul-betul daerahnya bule. Hampir semua wisatawan yang ada di daerah tersebut kebanyakan bule. Sebagian dari mereka adalah turis Jepang dan Cina. Asik juga melihat banyaknya manusia dari berbagai negara berkumpul di Ubud. Memperhatikan berbagai aktivitas mereka, memang menyenangkan melihat itu semua. Notebene Ubud Bali adalah tempat pengrajin dan di desain sedemikian rupa untuk menyediakan ruang wisata hasil kesenian dari daerah tersebut yang disajikan begitu menarik bagi para wisatawan.
We bring the offering |
riding to pray |
me, Bule |
at Ubud, Bali |
Tempat wisata yang tertata bersih memang meningkatkan kenyamanan bagi setiap orang yang datang ketempat tersebut. Hasil kerajinan apa saja bisa ditemui di tempat itu. Beberapa kafe yang sediakan minuman bagi para bule itu juga terdesain begitu elegannya. Memang tidak sempat berjalan kaki itari Ubud ini, namun berkendara mengitari jalanan Ubud dan melihat hal-hal menarik disana adalah hal yang tidak terlupakan.
Waktu sudah tunjukkan pukul 16.30WITA. Saat sempat terpikir untuk lanjutkan perjalanan dan cari tempat untuk menginap di daerah Sanur. Lagian, siapa tahu bisa dapat view sunset di pantai Sanur.
Sunset di Sanur atau Sunrise di Kute? choose...
Keluar dari daerah Ubud di sore pukul 16.00WITA. Harus segera lanjutkan perjalanan menuju ke pantai Sanur. Maksud hati adalah untuk bisa dapatkan indahnya view sunset pantai Sanur nanti. Perjalanan yang ditempuh kurang lebih 45 menit ini akhirnya hantarkan diriku di pantai Sanur.
Sesampai di Sanur, aq segera siapkan tripod dan kameraku, Let's hunt the sunset..... TAPI....I was wrong, awful.....
Pantai Sanur ini menghadap ke arah timur. Dan tentu saja, tidak akan ada sunset di pantai ini. Yang ada hanyalah orang-orang yang akan berburu sunrise di pagi hari.
wew......
Benar-benar pemilihan tempat dan waktu yang salah. Maka aq putuskan untuk segera tancap gas menuju pantai Kute yang memang menghadap ke arah Barat. Tentu saja di pantai itu akan bisa melihat view sunset.
Kutancapkan gas Mio ini yang kemudiaan membuatku tiba di Kute pukul 5 sore dan segera mencari hotel backpaker terlebih dahulu. Setidaknya bisa memperoleh tempat untuk menaruh tas pakaian ini.
Setelah lakukan hunting hotel selama 10 menit, beruntung aq bisa mendapatkan kamar di jalan poppies lane 2 yang adalah daerah terkenal bagi turis backpaker untuk mendapat hotel low budget.
Setelah lakukan hunting hotel selama 10 menit, beruntung aq bisa mendapatkan kamar di jalan poppies lane 2 yang adalah daerah terkenal bagi turis backpaker untuk mendapat hotel low budget.
Hotel Bali Duta Wisata, yang adalah sebuah hotel backpaker dengan biaya penginapan permalam sebesar Rp 75K. Cukup murah memang. Hotel minimalis namun bisa cukup okay untuk sebagai tempat beristirahat. Di hotel tersebut akan ditemukan begitu banyaknya bule "sandal jepit" yang juga berburu hotel murah. great.....
Tanpa buang waktu, segera setelah menemukan tempat untuk barang-barang itu, aq langsung menuju pantai Kute dan lanjutkan misi untuk berburu sunset.
Kute Sunset |
Kute Sunset with an umbrella |
|
|
the sun with it''s eyeliner |
Jalanan pantai Kuta yang sekarang diitari oleh mall-mall tersebut setidaknya memberikan sunset yang lumayan menawan. Dan ini jadi "hidangan penutup" yang menarik setelah lakukan perjalanan yang panjang mengelilingi beberapa obyek wisata di pulau Bali pada hari kamis ini.
Sunset di pantai ini juga sempat mengambil F(tanpa P)oto dari seorang bule yang bermain dengan bola api. Pemainan bartender dan sejenis botol yang dibakar. Menarik...
Sunset di pantai ini juga sempat mengambil F(tanpa P)oto dari seorang bule yang bermain dengan bola api. Pemainan bartender dan sejenis botol yang dibakar. Menarik...
Malam itu diisi dengan mengitari kafe-kafe di sekitaran pantai Kute untuk mendapatkan inspirasi dan ide-ide (semoga...)
Berkenalan dengan bule asal Finlandia juag merupakan hal yang menyenangkan untuk bisa berbagi cerita dan hal-hal menarik. Kebutulan si bule "Julian" adalah seorang turis yang juga berwisata sendirian di pulau Bali ini. Malam itu aq tutup dengan mengobrol bersama Julian di kafe Kute yang merupakan pengalaman okay....
Namun malam telah menyelimuti bumi Bali. Sang surya enggan tampakkan wajahnya kembali,.... Saatnya tidur dan kembalikan tenaga untuk besok bisa memulai langkah lagi untuk lanjutkan trip di Bali.
Let's sleep for a while......zzzzzzzzzzzzz
Yippee-Ki-Yay, sampai jumpa di cerita petualangan di hari tujuhku...
1. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 1 (destination Lombok), 28 Juli 2012
2. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 2 - Exploring the Lombok island (Pantai Kute, Desa Sade, Lembah Hijau, & Pantai Senggigi), 29 Juli 2012
3. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 3 - Bye Senggigi and heading to Gili Trawangan, 30 Juli 2012
4. "the Trip" Day 4 - Finding Nemo at the three Gili's 31 Juli 2012
5. "the Trip" Day 5 - Exploring Mataram and Cakranegara 1 Agustus 2012
6. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 6 - Again, Exploring Bali's site, 2 Agustus 2012
7. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 7 - Again, muterin Bali, 3 Agustus 2012
8. "the Adventure -Lombok & Bali" Day 8 - Spoting around Kute beach, 4 Agustus 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar