Selasa, 26 Januari 2010

Pengetatan Regulasi Perbankan Obama


Tekanan dihadapi oleh mayoritas saham global pada sesi minggu lalu juga masih dilanjutkan pada sesi awal perdagangan minggu ini. Begitu pula dengan saham Eropa yang juga terseret melemah mengikuti tekanan yang juga dihadapi oleh saham Asia. Sentimen yang terjadi disebabkan oleh respon indeks saham perusahaan dan perbankan berkaitan dengan regulasi keuangan yang lebih ketat yang dikeluarkan oleh pemerintahan Obama.

Fokus utama pasar pada sesi minggu lalu berada pada rencana kebijakan Presiden AS Barack Obama yang diumumkan Kamis. Kebijakan tersebut berkaitan dengan rencana untuk pengetatan batas kegiatan bank. 
Pelemahan yang terjadi di saham Eropa mengikuti trend negatif yang terjadi di pergerakan indeks Wallstreet. Di perdagangan London, tekanan dialami oleh indeks Barclays yang melemah 4%, Santander of Spain tertekan 2.1%. Tapi kerugian atas indeks yang lebih dalam terjadi pada indeks Eropa Dow Jones Stoxx 600 yang tergelincir 0,2% menjadi 252,16 poin. Di London, FTSE 100 bergerak flat, sementara itu indeks DAX di Frankfurt melemah 0,3%.
Dalam pernyataannya, Obama berencana untuk memperketat aturan pinjaman dan perdagangan di bank agar tidak lagi membahayakan sistem finansial. Ke depannya, perbankan tidak diperbolehkan lagi memiliki, mensponsori ataupun menginvestasinya dananya di hedge fund guna meraup laba. Faktanya lini bisnis itu menjadi salah satu mesin peraup laba bagi sebagian besar perbankan. Selain itu pembatasan juga terletak pada proprietary trading atau sejumlah investasi pada saham, komoditi, dan surat berharga. Proprietary trading ini menjadi penyebab praktik spekulasi di pasar properti AS yang menjadi penyebab krisis pada tahun 2008. Pembatasan ukuran dan kegiatan lembaga keuangan penting untuk mengurangi risiko yang berlebihan. Sejumlah batasan untuk memperketat institusi-institusi keuangan untuk mencegah terulang kembalinya krisis keuangan di AS pada 2008 lalu.
Namun usulan rencana kebijakan Obama tersebut mendapat respon negatif pasar. Sebagian besar pasar khawatir bahwa pembatasan ini akan melemahkan kemampuan bank untuk memanfaatkan dana mereka. Pembatasan ini akan mengurangi pendapatan bank, terutama bank-bank besar. Sebagai contoh perbankan raksasa AS, seperti JP Morgan, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley, menjual unit bisnis private equity mereka. Pada akibatnya bank besar seperti Goldman bakal kehilangan banyak pemasukan. Perlu diketahui bahwa usulan Obama tersebut tak berbeda jauh dengan yang dilakukan Pemerintah Inggris. Otoritas jasa keuangan di Inggris sebulan lalu mengumumkan rencana membatasi proprietary trading perbankan. Akibatnya industri perbankan Inggris harus menyisihkan cadangan modal hingga 47 miliar dollar AS untuk menutupi potensi kerugian dari bisnis tersebut.
Walaupun dihadapkan akan kemungkinan perbedaan pendapat dengan rilisan rencana kebijakannya ini, Obama terlihat bersiteguh pada keputusan kontroversialnya dengan dalih AS harus menentukan sikap mencegah kekacauan yang kemungkinan terjadi pada kemungkinan kegagalan finansial yang akan datang.

Tekanan pergerakan emas berjangka
Pergerakan sektor komoditi juga terpengaruh oleh rilis kebijakan ekonomi yang ada. Emas yang sempat menguat disesi pertengahan pasar bulan Januari kembali terpuruk sebagai imbas adanya kecenderungan penguatan nilai US$.
Komoditi emas berjangka sempat tertekan dikisaran US$1082.10 per troy ounce. Tekanan yang cukup dalam dari level tertinggi minggu lalu di US$1141.60 per troy ounce. Rebound harga terlihat pada sesi perdagangan Asia Senin. XAU untuk sesi minggu ini diperkirakan akan bertahan diatas US$1050.60 per troy ounce. Maksimal tekanan ke US$1074.19 per troy ounce (bolinger 6 weekly). Kemungkinan rebound kembali ke atas US$1112.90 per troy ounce masih cukup besar. Target resistance pertama di US$1111.60 per troy ounce (Fibo weekly 50% dan MA 5) Bila resistance pertama terus tertembus maka kisaran harga akan berada di US$1120.50 per troy ounce.

Selasa, 19 Januari 2010

Poundsterling Outlook 2010



Kondisi pergerakan sector finansial diawal 2010 ini belum berarah signifikan, pergerakan yang cenderung variatif mewarnai pergerakan mata uang utama global dibandingkan pergerakan US$. US$ masih dianggap pasar sebagai save haven currency meskipun dalam beberapa pekan perdagangan ini cenderung mempunyai trend negatif yang mewarnai pergerakan US$ sebagai imbas memburuknya data ekonomi yang dirilis, terutama ... data sektor tenaga kerja yang menunjukkan peningkatan jumlah pengangguran.
Komitmen pemerintah Inggris untuk segera memulihkan pertumbuhan ekonominya pasca krisis finansial yang lalu nampaknya akan masih menemui hambatan yang cukup panjang. Perekonomian Inggris terlihat akan segera meninggalkan resesi ekonomi tetapi indikator ekonomi domestik tetap mengecewakan pada kuartal terakhir tahun 2009. Data yang didapatkan dari sebuah survei oleh British Chambers of Commerce (BCC) mengungkapkan bahwa perbaikan dalam indikator pertumbuhan data ekonomi utama terlihat terjadi peningkatan paling mencolok dalam industri manufaktur. Namun hasil dari survey BCC untuk kuartal keempat tahun 2009 juga menunjukkan bahwa pemulihan tidak akan kuat tahun ini. Dalam hasil tersebut juga disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris di kuartalan keempat terlihat masih melemah daripada pertumbuhan di kuartalan ketiganya. 
Selain dari industri manufaktur dibidang lain seperti sektor ekspor, produksi mesin, serta tingkat belanja rumah tangga dinilai masih berada dalam area negatif. 
Di penghujung tahun 2009 Poundsterling bergerak melemah terhadap US$ dikisaran level 1.5950-an. Pergerakan tersebut terjadi setelah pernyataan Bank Sentral Inggris (BoE) yang menunjukkan terbukanya kemungkinan penambahan progam pembelian aset. Kesembilan anggota BoE tidak merubah suku bunga di level rendah 0.5% dan program pembelian aset sebanyak 200 milyar poundsterling. Selain itu juga tercatat bahwa sulit menentukan apakah ekonomi telah pulih dengan perkembangan indikator yang terkadang positif juga negatif, termasuk rendahnya pertumbuhan uang beredar. Hal inilah yang melemahkan pergerakan poundsterling terhadap US$. Sementara itu BoE tidak akan menaikan bunga dari level rendahnya hingga kuartal keempat tahun depan, berdasarkan survei Reuters terakhir.
Diawal tahun 2010, pergerakan poundsterling terlihat menguat. Data ekonomi yang dirilis menunjukkan adanya sinyal perbaikan ekonomi. Poundsterling kembali bergerak pada level positifnya dikisaran 1.6300-an. Poundsterling menguat setelah petinggi BoE, Andrew Sentance, mengatakan suku bunga bank sentral dapat naik pada tahun ini. Pernyataan Sentence mencerminkan akan tindakan BoE yang telah berhasil menstimulus ekonomi. 
BoE akan mengadopsi pendekatan “wait-and-see” dalam menganalisa keefektifan kebijakan moneter longgarnya. Para pengambil kebijakan sebaiknya mempertimbangkan kenaikan bunga karena meningkatnya peranan harga minyak dan komoditas serta nilai tukar.
Pola pergerakan dalam trend yang menguat terjadi pada sesi awal tahun sampai dengan pertengahan tahun 2009, namun setelah itu kecenderungan trend melemah dari pertengahan tahun 2009 sampai awal tahun 2010. Pergerakan Poundsterling di 2009 sempat menyentuh level tertinggi dikisaran 1.7042 pada bulan Agustus 2009 dan level terendah di 1.3503 pada awal bulan Januari 2009. Secara global arah pergerakan poundsterling diperkirakan akan positip sepanjang kebijakan ekonomi yang dirilis oleh pemerintah Inggris direspon positif oleh pelaku pasar saat ini dengan target menembus level 1.7000. Kemungkinan pelemahan ke garis 23.6% fibbonanci 2009 di 1.6213 bila tembus ke 38.2% di 1.5690. Sampai kuartal pertama pelemahan dengan target di garis 50% ketika pasar tengah menilai langkah awal kinerja ekonomi 2010.

Selasa, 12 Januari 2010

Pelemahan Sektor Tenaga Kerja Hambat Rally US$



Penguatan data tenaga kerja AS bulan Desember 2009 lalu nampaknya hanya menjadi sebuah manuver sesaat bagi perbaikan data ekonomi AS. Laporan penambahan tenaker bulan November termasuk salah satu pembalikan dari lemahnya data ekonomi AS; data untuk November menunjukkan bahwa perekonomian AS mampu menambah jumlah tenaker 4.000 bulan itu, dibandingkan dengan prediksi pasar yang memproyeksikan terjadinya pelemahan 11.000 tenaker. Data ini adalah peningkatan bulanan pertama sejak resesi dimulai dua tahun yang lalu.Pada sesi perdagangan minggu lalu seperti yang dilaporkan oleh badan tenaga kerja AS yang menyatakan bahwa AS telah kehilangan sebesar 85.000 tenaga kerja pada bulan Desember. 
Data ini jauh lebih buruk dari perkiraan pasar yang memproyeksikan pelemahan hanya akan mencapai 3.000 tenaker. Pembalikan mutu data ekonomi AS ini juga menjadi alasan bagi kekecewaan pasar yang tengah mengharapkan bahwa ekonomi AS akan semakin membaik setelah sempat mengalami perbaikan di bulan November 2009 lalu.
Data yang sangat mengejutkan dari sektor tenaga kerja semakin memberikan tekanan pada pemerintahan Obama untuk memberikan hasil yang lebih baik setelah dikeluarkannya US$ 787 milyar yang diperjuangkan tahun lalu untuk merangsang perekonomian. Hal ini mengembangkan spekulasi bahwa pemerintah AS harus mulai menyewa atau harus mulai menghabiskan lebih banyak uang untuk menciptakan lapangan kerja di sektor swasta demi menghentikan pola pelemahan data tenaga kerja ini. Perlu diketahui pada tahun 2009 pasca resesi keuangan 2008, data tingkat pengangguran AS sempat menyentuh level 10.2% yang level tertinggi di 26 tahun terakhir ini. 
Sebagian besar ekonom mengasumsikan tingkat pengangguran yang stabil di 10% di Desember akan memburuk dalam beberapa bulan mendatang. AS kemudian akan menghadapi tingkat pengangguran tertinggi yang kemungkinan menembus level 10.2%nya. Data terakhir mencatat bahwa sektor manufaktur kehilangan 27.000 pekerjaan pada bulan Desember. Sementara itu lapangan kerja di bidang konstruksi mengalami penurunan sebesar 53.000. Meskipun AS sempat melalui musim belanja liburan kuat di Natal yang lalu namun tingkat pekerjaan di bidang penjualan eceran malah kehilangan 10.000 pekerjaan.
Setelah beberapa bulan mengalami perbaikan di bidang perbankan, mulai berkembangnya analisa bahwa perekonomian AS akan menghadapi tantangan yang lebih sulit. Perbankan akan mulai mengetatkan syarat kredit dan mempersempit peluang tenaga kerjanya. Juga dengan pengeluaran rumah tangga AS yang mulai membatasi pengeluaran. Amerika di tengah bayang-banyang “double dip recession” atau resesi yang lebih buruk dari resesi lalu seperti yang pernah terjadi di Jepang tahun 1990an.

Tekanan Dollar, Penguatan Komoditi
Dollar AS mengalami tekanan yang cukup besar dari rallynya setelah dirilisnya data tenaga kerja AS. Obligasi pemerintah AS sebelumnya telah jatuh di perdagangan Asia dan Eropa mendorong imbal hasil US Treasury utang ke arah baru tertinggi 7-bulan. 
Nilai kontrak berjangka Emas menguat 3.4% ke titik tertinggi di US$1157.80 per troy ons dari level perdagangan jumat kemarin. Kemungkinan penguatan pendek ke garis 62.8% di US$1167.80 per troy ons titik fibbonanci US$1226.10 per troy ons ke US$1074.40 per troy ons. Level ekstrim menembus US$1200.00 per troy ons. Berikut pula dengan tren penguatan minyak berjangka menguat 4.7% ke titik tertinggi di US$83.49 per barrel dari perdagangan minggu lalu. Pelemahan data tenaker AS memicu tembusnya level US$80.00 per barrel dengan target US$84.81 per barrel. Data tingkat cadangan minyak AS yang akan dirilis Rabu ini akan menjadi perhatian pasar. Bila supply membengkak maka akan menekan harga minyak ke US$80.41 selebihnya US$78.32 per barrel.