Minggu, 11 Desember 2011

Anda pilih keranjang mana saja?


Libur Natal dan Tahun Baru hampir menjelang, sudahkah Anda siapkan pernak-pernik Natal dan Tahun Baru? Beberapa hari ini saya jalan-jalan ke salah satu mall terbesar di Yogyakarta. Saya menemukan banyak sekali kado-kado Natal dan Tahun baru yang ditawarkan. Keranjang dan kado yang terbungkus dengan pelbagai warna yang bervariasi. Hal itu membuat saya menjadi ingat akan “keranjang investasi”.
Lalu dimana penempatan posisi investasi Anda selama ini? Sudah tepatkah? Atau malah penempatan Anda malah ditempatkan di satu aset yang dinilai aman namun sebetulnya malah beresiko kegagalan nilai. Anggapan bahwa dengan menempatkan investasi di satu aset tunggal, nampaknya perlu direvisi lagi, terlebih dengan resiko saat ini. Pernahkah Anda mendengar “Janganlah taruh semua telur Anda dalam satu keranjang”. Penting juga untuk tidak menempatkan investasi ke dalam satu sarana investasi saja, karena pada akhirnya hal tersebut akan menempatkan resiko di satu tempat saja. Bayangkan saja bilamana satu instrumen investasi yang Anda sangat andalkan tersebut mengalami kemunduran return. 
Cukup banyak pilihan investasi yang tersedia di pasar keuangan. Anda dapat memilihnya sesuai dengan karakter resiko yang Anda sedia untuk resikokan serta sesuaikan dengan target return yang Anda ekspektasikan. Beberapa diantaranya adalah (1) saham, (2) asuransi unit link, dan (3) transaksi berjangka. Pertama, saham diperdagangkan di pasar modal dan memiliki tingkat resiko investasi yang tinggi, karena terdapat resiko kebangkrutan perusahaan sehingga uang Anda dapat hilang. Saham menawarkan potensi besar bagi peningkatan nilai portofolio. Namun di sisi lain, volatilitas saham membuat jenis aset ini menjadi sangat beresiko dalam jangka pendek. Lain halnya dengan produk asuransi yang menawarkan juga nilai investasi disamping proteksi jiwa. 
Namun ada juga pilihan investasi yang menawarkan return yang jauh lebih besar. Yaitu transaksi berjangka yang merupakan jenis investasi yang menarik saat ini. Dengan sistem margin dimana akan memungkinkan Anda untuk bertransaksi dengan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan modal anda. Dalam transaksi ini terbuka ruang untuk bertransaksi valuta asing, saham asia, serta Emas. Jenis ini merupakan solusi bagi Anda yang ingin meningkatkan portofolio investasi Anda. Peluang “two ways opportunity” atau peluang transaksi dua arah, semakin menjadikan transaksi ini menarik. Peluang transaksi tetap tersedia di saat pasar sedang melemah dan menguat. Coba bayangkan ketimbang investasi emas fisik dimana peluang ada hanya ketika emas mengalami tren penguatan atau Anda lakukan beli emas. Namun sebaliknya jika Emas tengah alami penurunan maka Anda kehilangan peluang transaksi.
Berbagai kelebihan yang dimiliki dari transaksi berjangka, akan memberikan Anda ruang yang begitu luas untuk maksimalkan portofolio investasi. Bertransaksi berjangka juga mempunyai manajemen resiko yang akan membantu Anda untuk menentukan karakter resiko yang sedia ditanggung serta penentuan target keuntungan yang ingin dicapai. 
Bagaimana dengan modal yang dibutuhkan? Mari saya ambil contoh produk berjangka yang simpel bagi Anda. Bertransaksi emas berjangka 1 lot (3.11 kg) membutuhkan modal margin Rp 10.000.000. Bayangkan saja bilamana Anda bertransaksi emas fisik dengan nilai yang sama, pasti Anda mengeluarkan sejumlah Rp 1,5 M (asumsi harga emas per gram 500 ribu rupiah). Sebuah perbedaan yang sangat fantastis. Tingkat perbedaan yang sangat besar ini akan memberikan Anda keleluasaan untuk memaksimalkan transaksi Emas Anda. 
Manfaatkan peluang transaksi ini di tengah momentum pasar yang ada, terlebih di tengah momentum penguatan harga emas dunia. Jangan sampai ketinggalan kereta, dan tetaplah bijaksana tentukan keranjang-keranjang investasi Anda.