2010 akan segera dimasuki, pelbagai peristiwa ekonomi telah banyak mempengaruhi pergerakan pasar awal tahun sampai dengan menjelang penghujung tahun 2009 ini. Pergerakan perdagangan disesi akhir 2009 terpantau didominasi oleh penguatan dollar AS. Beberapa bulan lampau dollar AS sempat terpuruk imbas adanya sentiment negatif kondisi ekonomi AS yang masih belum stabil. Peralihan investasi dari sektor keuangan ke sektor komoditi yang cenderung lebih stabil terhadap tekanan inflasi. Sektor komoditi kembali menjadi instrument save haven di tengah belum kuatnya kepastian akan kekuatan ekonomi AS serta perkembangan data ekonomi negara-negara Eropa yang masih dalam level buruknya.
Beberapa waktu menjelang tutup tahun 2009 ini dollar AS kembali menunjukkan konsistensinya penguatan walau masih minim daya tarik dollar rendah akibat suku bunga yang sangat rendah. Hal ini imbas dari data tingkat kepercayaan ekonomi dunia yang berada dikisaran rekor tinggi ditengah sinyal menguatnya pemulihan AS dan bertambahnya bank-bank yang mampu membayar hutangnya kembali, menurut survey Bloomberg. Indeks MSCI meningkat 69% dari titik rendah tahun ini pada Maret 2009 terkait ekonomi global keluar dari resesi terburuk sejak PD II, mendorong pembuat kebijakan untuk menghentikan stimulus darurat. Terlebih pasar keuangan, yang sempat anjlok akibat Dubai World mencoba menunda pembayaran hutang bulan lalu, telah kembali pulih terkait investor melihat bahwa resiko kegagalan telah mereda.
Sektor komoditi terutama minyak dan emas tertekan dari kondisi penguatan dollar AS beberapa sesi perdagangan ini. Sikap para pelaku pasar yang kembali berinvestasi disektor keuangan berimbas kepada pelemahan komoditi. Faktor ambil untung juga diduga menjadi pemicu koreksi harga emas. Emas yang pada sesi sebelumnya sempat menyentuh rekor tertingginya sepanjang dekade di level US$ 1226.10 per troy ons jatuh terkoreksi ke US$ 1094.10 per troy ons. Begitu pula dengan minyak yang juga sempat stagnan dikisaran level US$ 69 per barrel dalam beberapa minggu. Minyak sempat menguat ke level level US$ 75 per barrel setelah data penurunan cadangan minyak AS. Meskipun dalam trend bearish / melemah dalam beberapa pekan perdagangan namun kedua sektor komoditi tersebut tercatat bergerak menguat dari titik terendahnya tahun 2009.
Terhadap beberapa mata uang mayor, pergerakan dollar AS tampak bervariatif. Euro terhadap dollar 2009 bergerak dalam range trading 1.2455-1.5154 jika dibandingkan dengan nilai tertingginya, untuk level saat ini di kisaran 1.4300. Menjelang akhir tahun ini euro telah melemah sebesar 38.40%. Mata uang Jepang tahun 2009 bergerak dikisaran 101.43-84.80. Yen Jepang menguat dalam beberapa bulan perdagangan, namun pelemahan yen terjadi menjelang penutupan sesi perdagangan akhir tahun 2009 sebagai faktor koreksi dikisaran level 90. Pelemahan ini direspon positif oleh Wakil Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan, yang menginginkan pelemahan mata uang domestic Jepang yang menjauhi level tertinggi 14 tahunnya terhadap dolar dikisaran 84.80. Sementara itu terhadap poundsterling , dollar AS terpantau bergerak dalam trend bearish, melemah terhadap sterling dengan range level dikisaran 1.7042-1.3503 dan jelang penutupan akhir tahun 2009, poundsterling berada dikisaran level 1.6140. "Kondisi fiskal Inggris terus memburuk di bulan November tapi tidak sejelek perkiraan," kata James Knightley, ekonom ING. "Bagusnya data tenaga kerja dan pulihnya ekonomi diharapkan dapat membantu pendanaan anggaran negara dan ekonom perkirakan Inggris akan tumbuh kembali di kwartal pertama 2010.
Fokus pada kelanjutan pemulihan ekonomi tampaknya masih akan mempengaruhi pergerakan pasar tahun 2010 yang akan datang. Kondisi sektor keuangan yang sudah makin stabil akan kembali membawa sikap positif pelaku pasar kembali berasumsi bahwa sektor keuangan sebagai instrument investasi yang menarik. Hal ini tentunya akan semakin menggairahkan pasar perdagangan tahun 2010 yang akan datang. Bila tidak siap-siap alihkan fokus anda pada sektor komoditi tahun 2010.