Selasa, 20 Oktober 2009




Dalam beberapa waktu terakhir ini nilai tukar mata uang rupiah terpantau menunjukkan penguatan yang cukup signifikan khususnya terhadap US dollar. Sampai dengan perdagangan di hari Jumat, 16 Oktober, rupiah tercatat dikisaran 9.330 terhadap US dollar. Dari catatan yang ada, rupiah telah bergerak menguat 17 persen dalam tahun ini.
Optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi global memicu tergerusnya posisi dolar AS sebagai safe haven currency. Di saat yang sama juga dollar Amerikapun juga ikut tertekan dengan meningkatnya harga minyak yang kembali menembus level harga patokan dari OPEC yang berada pada level $70 per barrel. Beberapa hari perdagangan ini, minyak mencatatkan level harga $79.05 per barrel.

Beberapa komoditi juga mengalami kenaikan seperti kenaikan mencolok pada emas yang berhasil menembus level psikologis $1000 per trouy ounce dengan mencatatkan level di $1061.10 per trouy ounce. Fakta emas adalah salah satu instrumen yang diburu saat kondisi ekonomi memburuk untuk mengamankan investasi karena harganya cenderung stabil atau menjadi instrumen hedging atau lindung nilai kala ekonomi membaik untuk melindungi investasi dari lonjakan inflasi. 

Bisa dikatakan performa dari dollar Amerika sedang dalam kondisi yang kurang baik dengan tertekannya dari banyak sisi. Bahkan dengan komentar Bernanke yang menyatakan kepositifan terhadap pemulihan ekonomi ini, nampaknya semakin memperbesar kemungkinan akan kembali dinaikkannya suku bunga Amerika. Pada fakta yang bersamaan, pola pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang dalam kondisi yang terbaiknya. Seperti keyakinan yang ditampilkan oleh pemerintah Indonesia bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus berjalan baik. Hal ini seperti yang terlihat dalam indikator pertumbuhan investasi dan daya daya beli masyarakat yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi kian merambat naik.
Beberapa waktu yang lalu, Biro Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua mengalami peningkatan menjadi 6,39%. Hal ini merupakan fakta kenaikan dari pertumbuhan ekonomi yang kuartal pertama yang berada pada level 6.32%. Sentimen positif juga mencuat setelah Bank Dunia menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI di 2009 menjadi 4,3% dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 3,4%, seiring dengan makin membaiknya perekonomian dunia pasca krisis ekonomi global. 
Beberapa data serta pernyataan yang dikeluarkan oleh otoritas keuangan menaikkan sentimen positif dari meningkatnya aura positif kekuatan ekonomi Indonesia. Sikap Bank Indonesia yang menaikkan tingkat pertumbuhan Indonesia dari sekitar 3% menjadi 4,5% juga terlihat berimbas positif.
Faktor pendorong penguatan rupiah ini juga tidak lain adalah arus modal asing yang masuk ke Indonesia untuk mencari tempat investasi yang memiliki return atau pengembalian yang tinggi. Indonesia dipandang sebagai tempat yang paling menguntungkan bersandar pada perbedaan tingkat bunga acuan the Fed yang berada di bawah 2 persen. Di lain pihak tingkat acuan BI dalam kisaran 6-7% sehingga dengan spread atau marjin 4-5% persen sangatlah menjanjikan. Naiknya IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan diatas level 2500 per Oktober 2009 ini juga menggambarkan besarnya arus dana asing yang masuk di Indonesia.
Selain itu faktor internal lainnya yang mendukung penguatan rupiah adalah naiknya peringkat utang Indonesia oleh Moody's Investors Service. Hal ini semakin menaikkan daya tarik untuk membeli obligasi yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu yang menjadi perhatian hangat dari investor luar terutama adalah naiknya tingkat keyakinan keamanan dan ketertiban Indonesia setelah terbunuhnya gembong teroris Noordin M. Top dan beberapa sindikatnya yang tidak dapat dipungkiri meniupkan angin sejuk di iklim investasi.
Yang lebih hangat lagi adalah rupiah yang juga terangkat oleh sentimen baik yang dihembuskan oleh harapan akan kabinet pemerintahan yang baru. Penulis memperkirakan kemungkinan puncaknya akan terjadi pada 21 Oktober terutama jika kabinet baru terbentuk dengan dinilai kuat dan positif bagi perekonomian Indonesia. Peluang rupiah masih bisa menanjak ke 9.200-9.300 per dolar AS. Kemungkinan rupiah masih mempunyai peluang untuk menguat sampai 9.000 bahkan 8.900 per dolar AS. Jika tertekan melemah pergerakan akan berada pada range 9500-10.000 per dollar AS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar