Selasa, 01 Desember 2009

Fokus Data Ekonomi Minggu Ini


Fokus pasar terhadap kebijakan suku bunga dari negara-negara mata uang mayor dunia serta terhadap perkembangan dari sektor tenaga kerja Amerika akan menjadi fokus minggu ini.

Perdagangan sesi minggu lalu, dollar Amerika tertekan tajam oleh penguatan Yen Jepang. Pelemahan dollar terhadap Yen Jepang tersebut telah membawa kepada level terkuatnya dalam 14 tahun terakhir ini yang berada pada level 84.79 atau menguat 4.9% terhadap dollar AS. Pelemahan dollar terhadap Yen tersebut merupakan pelemahan terbesar sejak tahun 1995 setelah pemerintah Amerika menyatakan AS tidak akan menjadi negara yang menopang pemulihan ekonomi sejak krisis finansial. Penguatan Yen yang tajam tersebut memaksa Menteri keuangan Hiroshisa Fujii untuk menghubungi otoritas AS dan Eropa mengenai kebijakan yang perlu dalam menghadapi penguatan Yen yang berlebihan. 
Tekanan yang dihadapi dollar Amerika juga mendorong penguatan pada mata uang Euro hingga menyentuh titik tertinggi di tahun ini di 1.5143 atau penguatan 1.1% dari titik terendah Euro pada awal tahun ini. Kepercayaan masyarakat Eropa terhadap outlook ekonomi Eropa membaik ke level tertinggi satu tahun ini di bulan November. Hal ini sebagai pertanda kuatnya pemulihan dari resesi terburuk dalam enam dekade. Selain itu indeks sentimen ekonomi Eropa dirilis naik ke level 88.8 yang merupakan level tertinggi sejak September 2008.
Begitu pula dengan penguatan yang terjadi di mata uang Swiss Franc yang mencapai level terkuatnya dalam tahun ini di 0.9915 atau penguatan 0.19% dari titik tertinggi tahun ini. Penguatan tersebut memaksa SNB (Swiss National Bank) untuk mengintervensi pasar valas sejak Maret dengan cara menjual franc demi melemahkan mata uangnya dan menghindari deflasi. SNB juga menurunkan bunga mendekati level nol persen dan membeli obligasi sejumlah perusahaan. 
Di lain pihak, dollar Australia diperdagangkan melemah terhadap dollar Amerika hingga ke level 0.8944 atau pelemahan 0.04% dari titik tertinggi minggu lalu. Pesimisme terhadap kekuatan perekonomian Australia tergambarkan dari belanja modal swasta Australia turun 3,9% pada kuartal III, dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar $26,55 milyar. Pelemahan yang terjadi pada mata uang negara kangguru tesebut juga dipengaruhi oleh sentimen antisipasi pengumuman suku bunga Australia yang akan diumumkan pada sesi minggu ini.

Fokus Data Mayor
Selasa ini (1/12) RBA (Reserve Bank of Australia) diestimasikan akan menaikkan suku bunga dikarenakan ekonomi global telah melanjutkan pertumbuhan. Pengumuman yang akan dirilis pada pukul 10.30WIB tersebut menjadi wacana tersendiri di tengah pola kebijakan moneter Australia yang menaikkan suku bunganya dalam proses pemulihan krisis ini. Kondisi ekonomi di Australia dinilai lebih kuat daripada yang diharapkan dan indeks kepercayaan telah pulih. Prospek jangka menengah untuk investasi muncul ke arah positif. Ada beberapa tanda-tanda awal sebuah perbaikan dalam kondisi pasar tenaga kerja. Tingkat pengangguran sekarang cenderung berada pada tingkat yang rendah daripada sebelumnya.
Fokus pasar juga akan teralihkan pada jadwal pengumuman suku bunga Eropa yang akan dirilis pada hari Kamis (3/12). Pola kebijakan yang tetap mempertahankan level suku bunga mendekati nol persen (1%) nampaknya masih menjadi pilihan bagi ECB (European Central Bank). Inflasi Eropa tetap negatif pada bulan Oktober, pada -0,1%, namun diperkirakan akan berbalik positif lagi di November karena kenaikan harga minyak sebesar 15%. Masih lemahnya data perekonomian Eropa dan masih rentannya pemulihan ekonomi global menjadi tekanan bagi ekonomi Eropa.
Namun data yang tidak kalah pentingnya adalah pengumuman tingkat pengangguran Amerika yang dijadwalkan dirilis hari Jumat (4/12) ini. Pasar akan sangat memperhatikan data ini mengingat data tingkat pengangguran di bulan Oktober yang berada di level 10.2% atau level pengangguran tertinggi Amerika selama 26 tahun ini. Perkembangan dari pelemahan sektor manufaktur akan menjadi tekanan bagi pertumbuhan lapangan kerja Amerika. Bilamana sektor ini terus menembus level terburuknya maka dollar akan semakin terpuruk terhadap mata uang mayor lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar