Senin, 05 Maret 2012

Ambil Untung Saat Saham Turun


Judul yang saya ambil saat ini menjadi menarik di tengah realita pasar saham saat ini, apalagi dengan sempat lesunya pasar saham asia akibat melonjaknya kekhawatiran pasar akan efek buruk dari ekonomi Eropa serta resiko kenaikan harga minyak mentah dunia. 
 Semakin tidak menentunya kondisi pasar ekonomi Eropa nampaknya menjadi alasan yang kuat bagi investor untuk menurunkan volume transaksinya dan mereduksi resiko ke aset yang dinilai lebih aman dari gejolak yang ada. Mengacu pada mayoritas bursa regional yang memerah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin dibuka tergelincir [pada awal sesi perdagangan 5 Maret ini]. Sebagai contoh pada awal perdagangan 5 Maret ini ketika saham Indosat Tbk (ISAT) yang turun 1,79% ke Rp 5.500, dan saham Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP) yang melemah 1,69% 290.

Melihat situasi diatas mungkinkah bagi Anda untuk melakukan transaksi ketika Anda melihat potensi penurunan pada saham-saham tertentu? Notabene dalam melakukan transaksi saham Anda hanya diperbolehkan untuk melakukan transaksi “beli” terlebih dahulu yang kemudian ditutup dengan posisi jual. 

Tahukah Anda, jika ada sebuah peluang yang sangat menarik dalam lakukan sebuah transaksi saham yang tidak hanya mengawali dengan “beli” saja tetapi juga bisa diawali dengan melakukan “jual” terlebih dahulu. Apabila Anda membaca artikel pekan lalu, telah saya perkenalkan sebuah ulasan tentang peluang transaksi di CFD (Contract for Differences) sebagai sebuah produk derivatif keuangan yang merupakan turunan dari harga saham yang ditransaksikan. Jenis CFD yang bisa ditransaksikan adalah berdasarkan pergerakan saham Amerika, Jepang, dan Hongkong. 
 Menariknya dalam transaksi CFD ini adalah memberikan keleluasaan bagi Anda untuk melakukan “transaksi 2 arah”. Seperti di awal tadi bahwa Investor saham biasanya akan membeli saham sebelum saham itu mengalami kenaikan. Namun ketika saham tersebut mempunyai tren turun maka peluang ambil untung akan tertunda atau akan hilang. Nah, ini berbeda dengan transaksi CFD dimana Anda mampu meraih peluang sekalipun saham tertentu mengalami pelemahan. 
 Sebagai contoh dengan saham CFD pada saham Amazon yang beberapa hari ini mengalami pelemahan. Saham Amazon turun sebesar 7,7% menjadi $ 179,46 setelah perusahaan yang berbasis di Seattle ini kemarin mengatakan bahwa pendapatan kuartal keempat sebesar $17,400,000,000.- setelah sempat turun ke $ 18,300,000,000.- Penurunan saham tersebut adalah penurunan terbesar sejak 26 Oktober tahun lalu. Beberapa hari yang lalu saham Amazon ini bergerak di harga $193.05 yang kemudian melemah tajam ke $179.46. Dengan melihat potensi penurunan tersebut Anda dapat melakukan posisi “jual” pada CFD saham Amazon yang kemudian terus turun ke $176.45. Disinilah letak keuntungan Anda. Di harga $176 tersebut itulah Anda lakukan posisi berlawanan dengan posisi sebelumnya yang adalah posisi “beli”.
 Kelebihan lainnya yang paling menarik dari transaksi CFD ini adalah kesempatan bagi Anda untuk bertransaksi CFD dengan modal yang hanya 10% dari kebutuhan modal sebenarnya. Saya bisa bilang ini adalah diskon sebesar 90% bagi transaksi saham.
 Transaksi CFD menggunakan leverage 1:10. Dalam hal ini Anda dapat membeli ataupun menjual saham hanya dengan 10% dari modal sebenarnya. Saya berikan contoh yang mudah bagi Anda. Misalnya Anda tertarik untuk membeli CFD saham Bank of America di harga $8,10. Lalu anda bermaksud membeli 1000 lembar saham. Maka nilai transaksinya sebesar $8100. Dengan transaksi CFD, Anda hanya perlu menyertakan jaminan dana transaksi sebesar $810 saja. Lain halnya dengan transaksi saham yang mewajibkan transaksi 1000 lembar dengan nilai transaksi yang harus diberikan sebesar $8100. 
Dengan sistem leverage ini Anda dapat meningkatkan kualitas transaksi dari modal yang kecil. Saya bisa katakan ini peluang transaksi dengan diskon besar-besaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar