Selasa, 19 Oktober 2010

Less is More



Level harga emas berjangka terus menembus level tertinggi sepanjang masanya dengan sempat menyentuh level US$1387.00 per troy ons. Berkurangnya optimisme pasar terhadap prospek pemulihan ekonomi global saat ini mendorong aksi pemindahan aset dari aset beresiko ke aset yang dinilai lebih aman dari gejolak ekonomi termasuk inflasi. Inilah yang memicu naiknya permintaan emas yang dianggap sebagai instrumen safe haven. Tidak ketinggalan dengan sentimen positif naiknya level harga emas, begitu pula dengan dolar Australia yang menembus level tertinggi sejak dollar Australia mulai diperdagangkan tahun 1983 dengan menyentuh level tertingginya di $1.0003. Level paritas baru dolar Australia terhadap dollar AS tersebut terdorong oleh bagusnya sektor pertambangan Australia dan prospek stimulus AS. 
Bila dilihat dari pola pergerakan harga emas maka kita akan menemukan sebuah fakta yang menarik. Bulan Juni 2010 ini, emas sempat menyentuh level tertingginya saat itu dengan berada di level US$1264.85 per troy ons. Di tengah fakta bahwa emas menjadi buruan investasi pasar, namun ternyata emas kembali terkoreksi ke level US$1156.80 per troy ons. Sempat terkoreksinya emas sempat menjadi pertanyaan bagi banyak orang yang melihat fakta bahwa emas memang mempunyai potensi besar untuk terus melejit. 
Prediksi dan analisa tentang penguatan emas ini juga dikeluarkan oleh HSBC bank yang memprediksi emas akan melejit ke level US$1300 per troy ons, begitu pula dengan US Commerzbank di US$1335.00 per troy ons. Pertanyaan yang menarik saat ini adalah, mengapa emas pada saat itu tidak terus melejit dan harus menunggu sampai bulan Oktober ini untuk mendobrak ke level tertingginya saat ini? Bagaimanakah pola pasar berikutnya bila ternyata US Gold juga memprediksikan emas untuk melejit ke level US$2000 per troy ons di akhir tahun depan?
Fakta yang ada bahwa pergerakan harga di pasar valuta asing dan komoditi berjangka bergerak cukup volatil dalam artian naik turunnya harga berlangsung dengan dinamis. Pergerakan harga tidak akan serta-merta bergerak lurus ke satu arah, namun pasar membutuhkan koreksinya untuk melanjutkan tren panjangnya. Sebuah analogi yang mudah diambil adalah seorang pelari marathon yang membutuhkan pengurangan kecepatan rata-rata larinya dalam sebuah perlombaan. Setiap pergerakan koreksi dan lanjutan tren harga inilah yang bisa dimanfaatkan Anda dengan menggunakan analisa pasar yang tepat namun simple. Apabila kita bisa memperkirakan arah pergerakan suatu harga, maka volatilitas yang terjadi di pasar valuta asing atau komoditi berjangka bisa memberikan kita banyak peluang. Untuk memperkirakan arah pergerakan suatu harga tersebut kita bisa menggunakan analisa teknikal maupun fundamental.
Untuk memperkirakan pergerakan emas dan dollar Australia misalnya, maka kita harus jeli melihat bagaimana volatilitas naik turunnya harga. Begitu pula dengan analisa teknikal yang hanya membutuhkan grafik sebagai satu-satunya sumber data untuk menganalisis perilaku pasar dan menghasilkan perkiraan kemana harga akan bergerak selanjutnya.
Bagaimana kombinasi antara analisa fundamental dan teknikal maka menentukan transaksi anda akan menjadi tidak bersistem dan menjadi transaksi yang berpola dengan memperhitungkan entry & exit point yang tepat. Less is more adalah sebuah moto yang bisa diterapkan dalam pemilihan analisa. Untuk menentukan pola analisa teknikal yang tepat itu tidak perlu rumit dan kompleks.

Market Update
Dalam sepekan ini diperkirakan Poundsterling akan bergerak dalam kisaran range 1.6100 - 1.5752 dengan support di 1.5880 dan resistance di 1.5995. Untuk Euro diperkirakan bergerak dikisaran level 1.4150 - 1.3675 dengan support di 1.3810 dan resistance di 1.4030. Untuk komoditi emas diperkirakan akan bergerak di kisaran range $1383.05 - $1340.30 dengan support di $1348.75 dan resistance di $1374.30

Tidak ada komentar:

Posting Komentar