Selasa, 09 Maret 2010

Imbas Krisis Yunani dan Pergerakan US Dollar


Walaupun tidak “chain effect” yang besar di pasar keuangan global, namun sempat menaikkan suhu kekhawatiran pasar yang khawatur akan efek yang meluas pada masdibila pemulihan ekonomi tahun ini.

Perhatian pasar terhadap setiap gejolak perkembangan ekonomi yang ada snagat besar saat ini, terutama bilamana menyangkut berita setiap kemerosotan ekonomi sebuah negara ataupun unifikasi. Berita yang paling hangat beberapa minggu terakhir ini adalah berita mengenai membengkaknya angka defisit keuangan Yunani serta beberapa negara Eropa lainnya. Defisit anggaran negara-negara di Eropa pun naik tajam sejak tahun 2008. 
Rasio defisit anggaran Yunani atas produk domestik bruto atau PDB, misalnya, naik dari 3,7 persen tahun 2007 menjadi 7,7 persen tahun 2008 dan 12,7 persen tahun 2009, tahun 2010 diperkirakan akan 9,0 persen.Kegagalan Yunani dalam mengelola ekonominya serta sempat beredarnya berita bahwa Uni Eropa menolak untuk melakukan intervensi pemulihan terhadap ekonomi Yunani, Namun seiirig berkembnagnya tekanan terhadap Uni Eropa dan tekanan yang dihadapi oleh mata uang Euro. Masalah kredibilitas dan nama baik nampaknya menjadi taruha bagi Zona Eropa. Uni Eropa yang dibangun dengan pondasi yang dikatakan kuat pada kenyataannya kebobolan dengan kegagalan keuanga Yunani tersebut. Kekhawatiran bahwa utang negara-negara Portugal, Irlandia, Italia, Yunani dan Spanyol mungkin tidak dapat mengembalikan stabilitas keuangan publik mereka dan jadi mempertanyakan kredibilitas zona euro sempat memukul kuat Euro.
Walaupun terdapat European Monetary Fund yang bisa memberikan bantuan bagi negara anggotanya dalam menghadapi kebangkrutan nampaknya Intervensi yang lebih dari pemangku kebijakan ekonomi Uni Eropa sangat ditunggu-tunggu. Desakan Komisi Eropa pada pemimpin Uni Eropa untuk menawarkan dukungan jelas untuk Yunani sebagai imbalan atas upaya nyata dari Athena untuk menyelesaikan krisis anggaran, mengesampingkan perlunya bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Tekanan yang dihadapi oleh Euro menjadi factor keuntungan bagi US$. Tercatat pergerakan US$ menguat setelah Uni Eropa harus berhadadapan dengan krisis Yunani. US$ menajdi pilihan para inveor untuk menaruh dananya di tempat yang mereka sebut dengan pilihan safe haven currencies atau mata uang yang dinilai lebih aman. Rendake Uhnya suku bunga AS nampaknya tidak menajdi factor penghalang bagi investor untuk memilih pemindahan asset ke US$. Dalam catatan 2 bulan terakhir ini, carry trade ke US$ namoak sangat mencolok. Kekhawatiran yang begitu besar akan efek global krisi tersbut menjadi salah satu factor penguatan US$ sebesar 4.9% di tahun ini. Hal ini selain factor kepercayaan pasar akan prospek pemulihan ekonomi AS.

Prospek bantuan UNi Eropa Vs penguatan US$
Kesepakatan tarkahir yang dibuat oleh UNi Eropa adalah kesepakatan akan rencana pemberian dana sekitar 25 milyar Euro yang disetuji oleh meneteri-mneteri keuangan Eropa. Dana tersebut diharapakn bisa maksimal untuk bisa memperbaiki ekonomi Yunani dengan fakata bahwa Yunani tidak transaparan dalam membeberkan angka defisit dan keuanawal gannya. Masih belum mantapya persetujuan bantuan tersebit menajdi batu sandungan bagi pulihnya kepercayaan pasar terhadap investasi di Uni Eropa. Komisi UE akan segera membuat 
proposal untuk memperkuat kerjasama ekonomi antara negara-negara UE dan 
memperketat pengawasan terhadap kinerja mereka
Ekspektasi akan langkah bantuan ke Yunani terssebut manjadi faktir pendongkrak Euro. Euro kembali terangakt dari level terndahnya di 1.3442 sejak semester 2009 ke level 1.3795. Tetap berlanjunya komitmen yang nyata dari Uni Eropa untuk mengurusi anggotana yang tengah terpuruk menjadi kunci utama tetap berlanjutnya penguatan Euro. 
Euro terhadap dollar 2009 bergerak dalam range trading 1.2455-1.5154 jika dibandingkan dengan nilai tertingginya, untuk level saat ini di kisaran 1.4300. Penguatan sebesar 21.6% tahun 2009. Kemungkinan pelemahan ke garis 38.2% fibbonanci 2009 di 1.4155 bila tembus ke 50% di 1.3796. Sampai kuartal pertama pelemahan dengan target di garis 50% ketika pasar tengah menilai langkah awal kinerja ekonomi 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar