Selasa, 18 Oktober 2011

3 kilogram emas, 10 juta?




Bagaimanakah bayangan Anda ketika harus mengangkat sebuah beban 50kg. Seberapa berat yang Anda bayangkan kekuatan Anda untuk melakukan hal tersebut. Satu hal yang membantu kita adalah sistem daya ungkit yang bisa meringankan angkat beban tersebut. Sistem katrol yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dirancang untuk mengurangi jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat suatu beban. Itu akan memudahkan kita untuk angkat beban 50kg tersebut daripada dengan otot tangan. 
Ternyata sistem katrol ini dapat juga diaplikasikan pada sistem perdagangan. Dan hal yang paling menarik adalah bagaimana sistem katrol ini akan memberikan Anda keleluasaan untuk bertransaksi Emas. Dengan sebuah sistem yang dikenal dengan “leverage” (daya ungkit) maka Anda akan mempunyai kemampuan untuk membeli emas dengan harga yang jauh lebih murah namun kuantitas tetap sama. Coba bayangkan sekarang berapa besar uang yang Anda harus keluarkan untuk bisa membawa pulang Emas batangan 1kg. Sebagai ilustrasi misalnya tuan A ingin membeli emas fisik seberat 1kg dengan harga emas per gram sekitar Rp. 495.000,- maka tuan A harus mengeluarkan uang sebesar 495 juta rupiah. Sejumlah uang yang bernilai besar bukan? 
Namun dengan adanya sistem “leverage”, Anda akan mempunyai daya beli yang lebih besar ketimbang pembelian tradisional atau fisik. Pada umumnya “leverage” dapat diartikan sebagai pinjaman dari broker yang diberikan kepada trader (Anda), sehingga dana trader memiliki daya beli yang lebih besar. 
Sebagai contoh misalnya jika harga $1 sama dengan Rp 6000. Lalu Anda membeli mata uang dolar AS sebanyak $100 maka Anda harus mengeluarkan uang sebanyak Rp. 600.000. Beberapa waktu kemudian nilai $1 sama dengan Rp.10.000. Bila Anda menjual $100 milik Anda saat itu keuntungan yang Anda peroleh adalah dengan melihat selisih kurs jual dan beli yaitu Rp. 10000 – Rp. 6000 sama dengan Rp. 4000. Sehingga keuntungan sebesar (Rp.400.000) 
Namun dengan sistem “leverage” 1:100 maka hal tersebut dapat berubah lebih kecil. Jika pada suatu waktu harga $1 sama dengan Rp 6000, Kemudian Anda bermaksud berinvestasi mengeluarkan uang Rp. 600.000 untuk membeli Dollar. Karena menggunakan sistem daya ungkit, dana Anda yang Rp 600.000 di ungkit setara menjadi Rp. 60.000.000 (leverage 1:100) otomatis dengan dana ini Anda mampu membeli dolar AS sebanyak $10.000. Bila kemudian nilai tukar dolar AS naik menjadi 10.000 maka Anda tinggal hitung keuntungan dari selisih kurs jual dan beli 10000 – 6000 sama dengan Rp. 4000. Hasilnya dikali dengan jumlah $ yang Anda beli dengan sistem leverage 4000 x 10.000 = Rp 40.000.000,-. Sebuah perbedaan yang sangat mencolok ROI (Return on Investment” / tingkat pengembalian keuntungan) antara transaksi emas margin ketimbang beli emas fisik.
Melalui MONEX Anda dapat menemukan peluang transaksi dengan sistem leverage 1:100 dimana artinya Anda hanya perlu 1% dari kebutuhan transaksi sebenarnya. Dengan ini Anda dapat bertransaksi emas senilai 3kg lebih dengan hanya jaminan dana 10 juta rupiah. Bayangkan bila Anda pergi ke toko emas dan membeli emas 3kg maka Anda harus merogoh kantong sebesar 1,4 milyar rupiah. Inilah kelebihan utama dari sisi modal dimana modal yang dibutuhkan tidak sebesar kalau kita membeli emas secara fisik karena menggunakan margin trading. 

Bagaimana Cara Transaksi Emas? 
Begitu banyak kelebihan yang Anda peroleh antara lain dari Anda tidak perlu memikirkan biaya keamanan dan transportasi karena bertransaksi emas secara berjangka tidak ada pertukaran emas secara fisik. Anda akan bertransaksi secara online, dan yang Anda butuhkan sarana pembantu transaksi online seperti komputer, PDA, ataupun smartphone.
Oya satu hal lagi kelebihan transaksi emas berjangka ini. Anda bebas transaksi 24 jam dari senin sampai sabtu dinihari tanpa direpotkan oleh jam buka tutup toko emas fisik. Menarik bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar