Beberapa tahun ini gencar sekali dibicarakan emas. Baik bentuk perhiasan serta batangan bahkan koin nampaknya menjadi buruan masyarakat. Hal ini karena semakin meleknya masyarakat akan tersedianya peluang pergerakan harga emas yang nilainya terus meningkat. Tantangan akan semakin melonjaknya tingkat inflasi menjadi pemoles semakin cantiknya komoditas tak lekang oleh jaman ini. Bahkan dengan dinaikkannya tingkat BI rate ke 6.75% dengan fakta bahwa inflasi Indonesia yang telah mencapai 7.02%.
Bukan lagi sebuah rahasia dapur lagi bahwa nilai mata uang global bahkan rupiah Indonesia sekalipun harus mengalami penurunan nilai seiring dengan kenaikan tekanan inflasi. Contoh yang paling mudah adalah seperti ini. Mari saya ajak pembaca untuk melihat fakta menarik. Pada tahun 2000 yang lalu bila Anda pergi ke toko emas maka Anda perlu mengeluarkan uang Rp. 60.000,00 untuk dapat membawa pulang 1 gram emas. Nah, bagaimana bilamana Anda pergi ke toko emas saat ini? Anda perlu merogoh kocek Anda sejumlah Rp. 396.00,00 untuk bisa membawa pulang 1 gram emas saja. Maka dapat kita simpulkan bahwa dengan membawa uang Rp. 60.000,00 pada saat ini, Anda hanya dapat membawa pulang emas 0.15 gram saja. Inilah sebuah fakta menarik dari emas.
Seiring dengan peningkatan jumlah permintaan serta jumlah persediaan yang semakin menipis, emas ternyata mempunyai ketahanan yang kuat terhadap resiko inflasi. Konsistensi harga beli emas inilah yang selalu ada sejak berabad-abad yang lalu yang juga seiring dengan harga komoditas yang lainnya. Walaupun terbuka juga peluang yang kecil dari penurunan harga emas namun bilamana hal itu terjadi Anda juga tidak mengalami penurunan dalam kekayaan Anda, karena Anda akan tetap dapat membeli barang-barang sama banyaknya seperti ketika harga Emas sebelum turun. Oleh sebab itu emas juga disebut sebagai instrumen investasi zero inflation.
Itulah keunggulan emas disamping keunggulan lainnya yang mempunyai nilainya sangat stabil, likuid, dan aman secara riil. Dengan demikian, emas sangat layak menjadi salah satu bagian dari portofolio investasi.
Beberapa orang sering bertanya kepada saya, bagaimana cara untuk ikut manfaatkan dari momentum penguatan emas untuk menyelamatkan dana mereka dari gerogotan inflasi. Apakah bertransaksi fisik emas merupakan pilihan terakhir bagi mereka yang tidak ingin ketinggalan dengan laju penguatan emas?
Masyarakat cerdas investasi pasti akan melihat transaksi emas fisik (tentunya bukan dengan emas perhiasan yang umumnya nilai emas tersebut akan dikurangi dengan ongkos pembuatan dan peleburan perhiasan tersebut). Bertransaksi emas fisik memang menarik, namun Anda perlu juga mempertimbangkan dengan beberapa resiko yang harus dibayar oleh investor emas fisik antara lain dengan resiko yang berkaitan dengan biaya transportasi serta penyimpanan.
Perlu Anda ketahui ternyata selain bertransaksi fisik, terdapat peluang transaksi emas di emas berjangka yang mempunyai sisi ketertarikan tersendiri. Dengan bertransaksi emas berjangka Anda bisa menemukan sisi transaksi yang mempunyai tingkat likuiditas yang cukup tinggi, peluang transaksi dua arah juga ditemui disini. Anda akan mempunyai peluang memanfaatkan setiap pergerakannya baik emas sedang naik ataupun turun. Selain itu pasar transaksi Emas berjangka ini membuka ruang bagi Anda untuk bertransaksi 24 Jam- 5 hari seminggu. Ini akan memberikan ruang yang begitu luas untuk terus bertransaksi karena Anda tidak perlu khawatir dengan tutupnya toko emas. Cheers.
Market Update
Dalam pekan ini sektor komoditas masih dipengaruhi oleh kekuatiran meningkatnya tekanan inflasi global, diperkirakan emas akan bergerak dalam kisaran range 1363.75 - 1338.10 dengan support di 1342.50 dan resistance di 1357.30. Sedangkan untuk minyak diperkirakan bergerak dikisaran level 91.30 - 88.10 dengan support di 88.50 dan resistance di 90.45